Ir. Henry John Ch. Peuru
Solusi Kristen Dalam Mengatasi Pergaulan Bebas
Daftar Isi
Lembar Pengesahan ……………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………………iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….
C. Tujuan………………………………………………………………………………………..
Bab II Pembahasan
A. Masyarakat dan Keluarga……………………………………………………………
1. Masyarakat……………………………………………………………………….
2. Keluarga………………………………………………………………………….
3. Fungsi Keluarga ………………………………………………………………
B. Change Sosial & Pergaulan Bebas……………………………………………………………..
1. Perubahan Sosial…………………………………………………………………….
2. Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan social……………………………………
3. Pergaulan Bebas …………………………………………………………….
4. Penyebab Pergaulan Bebas………………………………………………………
C. Menanggulangi Pergaulan Bebas………………………………………..………………….
D. Peran Pendidikan Sekolah……………………………………………………………..
E. Bimbingan Bagi Siswa………………………………………………………………
1. Pendekatan Rohani
F. Peran Guru Agama Kristen dalam Mencari Solusi………………………………………..
1. Metode Mengatasi Masalah ………………………………………………..
2. Instrumen Khas Solusi Kristen ………………………………………………….
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat sebagai media dimana bertumbuh suatu dinamika interaksi antara individu yang satu dengan individu lainnya dan atau komunitas keluarga yang satu dengan keluarga lainnya, merupakan unsure yang mendorong terjadinya proses perubahan social secara luas yang muncul berdasarkan hasrat yang manusiawi.
Social change atau perubahan social saat ini adalah gejala social yang dijumpai diseluruh dunia dalam suatu masyarakat besar dan tidak terbatas pada negara-negara berkembang saja. Dimana perubahan social dalam pergaulan hidup manusia telah membawa akibat-akibatnya terhadap pergaulan hidup manusia itu sendiri.
Masyarakat dengan perjalanan waktu dan kehidupan yang terus mengalami perubahan begitu cepat yang berinteraksi dan bereaksi secara alami, kini mengalami problem serius bagi masyarakat maupun keluarga sebagai bagian kemunitas kecil dari masyarakat itu sendiri.
Proses perubahan yang melanda kehidupan masyarakat dan keluarga saat ini, dipengaruhi faktor-faktor yang melekat dalam diri individu-individu masyarakat dunia itu sendiri yang secara alami mendorong terjadinya perubahan sosial, ekonomi, politik dan psikis maupun susila.
Pergaulan bebas adalah suatu ekses negative dari perubahan kehidupan social oleh suatu individu dalam menemukan jati dirinya yang cenderung melakukan atau terseret pada pergaulan menyimpang.
Dimana pergaulan bebas juga bisa digunakan untuk menyebut cara bergaul yang sudah menyimpang dari norma social dan agama, yaitu pergaulan yang tidak menabukan minuman alcohol, melakukan seks bebas, obat-obatan dan segala hal yang menyimpang lainnya.
Bahkan pergaulan bebas yang sudah melanda Remaja pada umumnya, terus merembes hingga masuk pada pergaulan siswa sekolah. Akibatnya, sekolah, guru, keluarga dan orang tua siswa menjadi resah dan gelisah dalam menghadapi pergaulan bebas yang terus menembus dinding sekolah dan keluarga.
Untuk itu, guna menghadapi tantangan yang berat yang sedang menghadapi siswa sekolah, maka dicarilah jalan keluar untuk menanggulangi pergaulan bebas, dimana peran guru pendidikan agama Kristen menjadi sangat dibutuhkan guna mencari solusi dalam mengatasi permasalah ini.
Sebagai guru agama Kristen yang dituntut harus bisa menemukan jalan keluarnya, adalah pendidikan Kristen yang khas dan berbeda dengan ilmu lainnya, yang mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan, menjadi dasar penting dalam menciptakan instrument pendekatan rohani yang dapat menangulangi pergaulan bebas.
Dimana diharapkan dan diyakini instrument, membangun mezbah pribadi, membangun mezbah keluarga, membangun mezbah sekolah dan menciptakan intregritas siswa yang kuat disertai dengan memotivasi menjadi siswa yang unggul dalam semua hal, diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian masyarakat, perubahan social positif dan negative yang terjadi saat ini.
2. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan social.
3. Perubahan social apa yang menyebabkan terjadi kerisauan masyarakat, keluarga, remaja umumnya dan siswa khususnya ?
4. Pergaulan bebas seperti apa yang melanda siswa saat ini ?
5. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas ?
6. Bagaimana Pendidikan Agama Kristen menghadapi dampak pergaulan bebas yang melanda siswa.
7. Bagaimana Guru Agama Kristen membangun bentuk penyelesaian khas penanggulangan pergaulan bebas pada siswa ?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mengenal perkembangan kehidupan masyarakat dan keluarga sebagai unit terkecil masyarakat.
2. Mengetahui perubahan social dan pergaulan bebas sebagai dampak dari perubahan social itu sendiri.
3. Mengidentifikasi bentuk perubahan dan pergaulan bebas yang melanda siswa
4. Memahami pendidikan Kristen dan peran Guru Agama Kristen dalam menghadapi krisis pergaulan bebas dikalangan siswa.
5. Menemukan dan menciptakan instrument agama Kristen dalam menanggulagi pergaulan bebas dikalangan siswa.
Bab II
PEMBAHASAN
A. Masyarakat & Keluarga
Masyarakat dan Keluarga memiliki hubungan yang sangat fundamental dan penting dalam terciptanya suatu kebudayaan dan reaksi perubahan yang membentuk suatu system social baik bersifat positif maupun negative sampai terciptanya tatanan beraturan maupun pertentangan structural karena perbedaan-perbedaan kelompok tertentu sampai keunit terkecil yaitu keluarga.
Dalam konteks fenomena dengan berbagai pendapat atas berbagai kejadian ditengah-tengah masyarakat, yang tercipta atas kepentingan dan keinginan kelompok sampai pada unit keluarga yang memiliki perbedaan dan hasrat berbeda dari individu dalam keluarga, sehingga terjadi perubahan yang terus bergulir menurut waktu, kepentingan, hasrat dan fungsi alami keluarga.
1. Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Seperti keluarga, sekolah, perkumpulan, negara, merupakan masyarakat yang terbentuk dari suatu hasrat bersama, sehingga tercipta harmoni kehidupan dengan tujuan tertentu.
Dari pandangan masyarakat barat, yang dapat kita kutip dalam istilah inggrisnya adalah society, mengandung pengertian kesatuan hidup manusia, atau merupakan salah satu satuan social system social. Sementara masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta atau partisipasi.
Kemudian dari bahasa Arab ini, terbangun pengertian saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Dalam perkembang kehidupan masyarakat itu tersendiri, kemudian lahir interpretasi dari para ahli yang dipengaruhi oleh hasil penelitian mereka atas tingkah laku kelompok atau masyarakat tersebut, semisal Koentjaraningrat (1994) mendefinisikan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
Sementara Ralph Linton (1968) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relative lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan social. Betapa harmonisasi menjadi geliat pandangannya yang penuh harapan.
Namun lain yang ditemukan Karl Marx (1968) melihat adanya gejolak pertentangan dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, yang kemudian berpendapat, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Dari dua kenyataan kelompok masyarakat yang ada ini, oleh Paul B. Horton & C. Hunt, melihatnya sebagai kemandirian yang relative membentuk kebudayaan, dan mereka berpendapat bahwa masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal disuatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan bersama serta melakukan sebagian besar kegiatan didalam kelompok/ kumpulan manusia tersebut.
2. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dimana lebih specific lagi, oleh Salvicion dan Celis (1998) menegaskan bahwa didalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Definisi lain dari keluarga, yaitu sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari tiap anggota (Duyall dan Logan, 1986).
3. Fungsi Keluarga
Keluarga sebagai unit terkecil dari suatu masyarakat, memiliki 5 fungsi, yaitu :
a. Fungsi Biologis, yaitu : untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi, merawat dan melindungi kesehatan keluarganya dan memberi kesempatan untuk berkreasi.
b. Fungsi Psikologis, yaitu : Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang, pendewasan kepribadian bagi para anggotanya, perlindungan secara psikologis, mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat.
c. Fungsi Sosial budaya atau Sosiologi, yaitu : meneruskan nilai-nilai budaya, sosialisasi, pembentukan norma-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga.
d. Fungsi Sosial, yaitu : mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnya, pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan, pengaturan ekonomi atau keuangan.
e. Fungsi Pendidikan, yaitu : penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain, persiapan untuk kehidupan dewasa, memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa.
Melihat dan mengenal fungsi keluarga, betapa keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan masyarakat sebagai suatu kesatuan hidup. Dimana fungsi-fungsi yang mendorong interaksi individu satu dengan individu lainnya memberi pengaruh terciptanya bentuk pergaulan dan perubahan atas budaya masyarakat itu sendiri.
B. Perubahan social & Pergaulan Bebas
1. Perubahan social (Social Change)
Social change atau perubahan social saat ini adalah gejala social yang dijumpai diseluruh dunia dalam suatu masyarakat besar dan tidak terbatas pada negara-negara berkembang saja. Sosial change adalah perubahan social dalam pergaulan hidup manusia dan akibat-akibatnya terhadap pergaulan hidup manusia itu sendiri.
Perubahan tersebut telah menjadi fakta kehidupan manusia sejak dahulu kala, serta merupakan reaksi atas ransangan dari luar, perubahan tersebut dapat menimbulkan efek yang positif dan negative dalam perkembangannya pada suatu masyarakat.
Namun begitu, proses perubahan yang terjadi selalu ada upaya untuk dikendalikan kearah yang positif, dimana suatu masyarakat sebagai gabungan individu-individu berupaya membentuk suatu masyarakat yang modern, dalam arti tanggap akan perubahan-perubahan zaman.
Dan factor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat tradisional kearah masyarakat modern antara lain, perkembangan ilmu, perkembangan teknologi, perkembangan industry dan perkembangan ekonomi.
Saat ini kalau berbicara social change, maka yang terpikirkan adalah social change abad ke 20 ini, yaitu akibat kelanjutan perubahan kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi serta penggunaannnya oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dimana penggunaannya telah mengakibatkan serta pengaruhnya terhadap social politik, ekonomi, tetapi juga pada psikis dan susila terhadap masyarakat. Intinya dari social change adalah demi kemajuan anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan dan realisasi perubahan-perubahan tersebut, memerlukan penyesuaian dan penguasaan anggota dalam pergaulan hidup terhadap keadaan baru itu.
Proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang dikehendaki dan direncanakan, biasanya dinamakan modernisasi. Proses ini pada intinya berarti meningkatkan kemampuan dari masyarakat yang bersangkutan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup, kebutuhan akan sandang, keselamatan terhadap harta benda dan jiwa, kesempatan yang wajar untuk dihargai, mendapatkan kasih sayang dari sesamanya dan kesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuan atau potensi.
Artinya pada dasarnya, dalam pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total dari kehidupan yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi social kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menandai negara-negara barat yang stabil. Modernnisasi juga merupakan bentuk sari perubahan social biasanya merupakan perubahan social yang terarah yang disasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan ‘sosial planing’.
2. Faktor-faktor yang mendorong perubahan
Proses perubahan yang melanda kehidupan masyarakat dunia saat ini dipengaruhi faktor-faktor yang melekat dalam diri individu-individu masyarakat dunia itu sendiri yang secara alami mendorong terjadinya perubahan sosial, ekonomi, politik dan psikis maupun susila.
Dimana factor-faktor yang mendorong perubahan itu, adalah factor hasrat yang melekat secara manusiawi mendorong bagaimana manusia itu bertahan untuk hidup, diantaranya adalah ;
a. Hasrat Social adalah merupakan hasrat yang ada pada setiap individu untuk menghubungkan dirinya kepada individu lain atau kelompok lain.
b. Hasrat untuk mempertahankan diri adalah hasrat untuk mempertahankan diri dari berbagai pengaruh luar yang mungkin dating kepadanya, sehingga factor-faktor individu tersebut yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat perlu bergabung dengan individu lain atau kelompok lain.
c. Hasrat berjuang. Hasrat ini dapat kita lihat pada adanya persaingan, keinginan membantah pendapat orang lain., sehingga mereka mengadakkan persatuan untuk mencapai tujuan bersama.
d. Hasrat harga diri merupakan hasrat pada seseorang untuk menganggap atau bertindak atas dirinya lebih tinggi dari pada orang lain, karena mereka ingin mendappat penghargaan yang selayaknya.
e. Hasrat meniru adalah hasrat untuk menyatakan secara diam-diam atau terang-terangan sebagai bagian dari salah satu gejala atau tindakan.
f. Hasrat bergaul yaitu suatu hasrat untuk bergabung dengan orang-orang tertentu, kelompok tertentu atau masyarakat tertentu dalam suatu masyarakat.
g. Hasrat untuk mendapatkan kebebasan. Dimana hasrat ini tampak jelas pada tindakan-tindakan manusia bila mendapat kekangan-kekangan atau pembatasan.
h. Hasrat untuk memberitahukan/ penyampaian perasaan-perasaan kepada orang lain yang biasanya disampaikan dengan suara atau isyarat.
i. Hasrat simpati, adalah kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
3. Pergaulan Bebas.
Pergaulan bebas adalah suatu ekses negative dari perubahan kehidupan social oleh suatu individu dalam menemukan jati dirinya yang cenderung melakukan atau terseret pada pergaulan menyimpang.
Dimana pergaulan bebas juga bisa digunakan untuk menyebut cara bergaul yang sudah menyimpang dari norma social dan agama, yaitu pergaulan yang tidak menabukan minuman alcohol, melakukan seks bebas, obat-obatan dan segala hal yang menyimpang lainnya.
Bicara mengenai pergaulan bebas, biasanya hal tersebut mengarah kepada para remaja umumnya, tak terkecuali siswa/i. Dimana memasuki usia remaja itu, adalah masa dimana seorang anak mulai mencari jati dirinya dan mencoba-coba mengikuti atau melakukan berbagai hal baru yang dianggapnya bisa membuatnya menjadi dan atau merasa dewasa. Dengan kata lain, usia remaja adalah saat dimana seseorang anak memasuki fase yang labil dalam kehidupannya.
Seiring dengan perkembangan zaman, pergaulan bebas dikalangan remaja bahkan siswa khususnya, telah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Dimana kecanggihan tehcnologi dan kemudahan berkomunikasi serta tersedianya beragam fasilitas, justru membuat para remaja mempunyai kebebasan yang melewati batas.
Remaja bahkan siswa/i itu sendiri, begitu mudah mengakses beragam informasi yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan norma social yang berlaku, serta langsung menirunya karena mereka menganggap hal tersebut akan membuat mereka merasa dan atau menjadi lebih hebat.
Sementara disisi lain, banyak orang tua yang memberikan akses internet tanpa menyadari akan dampaknya terhadap anak yang terpengaruh akan sulit menghindari pergaulan bebas.
4. Penyebab Pergaulan Bebas
Sebenarnya pergaulan bebas yang dilakoni para remaja ini merupakan sebuah persoalan yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara sekilas saja.
Sebab itu perlu kita perhatikan secara bijaksana dan seksama beberapa penyebab yang menjadi latar belakang pergaulan bebas tersebut, yang mempengaruhi pergaulan bebas hingga bisa terjadi. Penyebabnya antara lain ;
a. Kurangnya Pengawasan orang tua.
Peran orang tua dalam kehidupan pergaulan remaja adalah sangat penting. Dimana akibat kurangnya control social dari lingkungan terutama keluarga membuat seorang remaja merasa bebas untuk melakukan apa yang dia anggap benar dan tidak mendapatkan bimbingan tentang hal yang benar dan salah.
Kurang perhatian dari keluarga dirumah, sering membuat anak remaja melakukan cara membahagiakan dirinya sendiri dengan cara yang dia sadari atau tidak sebenarnya, salah.
b. Lingkungan yang kurang baik.
Kehadiran seorang remaja disuatu lingkungan komunitas tertentu, sangat menentukan pertemuannya dengan suatu pergaulan tertentu. Dimana apabila seseorang tidak mendapatkan contoh yang baik, dalam kesehariannya atau tumbuh dalam lingkungan yang bebas atau salah, maka ia tidak akan tahu bagaimana caranya bergaul sesuai dengan norma yang telah ditentukan atau ditetapkan dalam suatu masyarakat.
c. Salah Memilih Teman.
Sebagai seorang remaja, tentunya akan memerlukan teman sebagai tempat mereka melakukan diskusi atau menceritakan serta mencurahkan perasaan yang dialami atau dipikirkannya.
Maka teman yang dipilihnya untuk bergaul, berbagi perasaan dan pikiran, akan memberikan pengaruh positif maupun negative. Bahkan bisa mempengaruhi seseorang untuk melakukan pergaulan bebas .
Apabila seorang remaja, siswa atau siswi tidak memilih teman yang dapat memberikan pengaruh positif, maka ia dapat terjerumus kepada pergaulan bebas.
d. Akses Informasi.
Diera tehcnologi sekarang yang begitu mudah memperoleh informasi dari mana, kapan dan apa saja, akan mudah mendapatkan beragam informasi yang dapat mendorong terjadinya pergaulan bebas.
Anak kecil sekalipun sekarang ini dapat mengakses informasi yang tidak sesuai dengan norma dan adat ketimuran atau keagamaan. Misalnya informasi yang memuat konten mengenai hal-hal berbau seksual yang mudah ditiru.
C. Menanggulangi Pergaulan Bebas
Menghadapi perubahan kehidupan social dan kebudayaan modern serta serbuan informasi dan yang turut mempengaruhi para remaja untuk berlaku bebas, bukan tidak mungkin sebenarnya untuk menghindari hal tersebut.
Dimana khususnya untuk menanggulangi pergaulan bebas dengan benar dapat dilakukan melalui suatu proses pendidikan dan pembinaan mental sejak seorang berusia dini, antara lain ;
a. Memperkuat pendidikan agama
Basis pendidikan paling efektif adalah didalam keluarga. Dimana meletakan dasar pendidikan dan pembinaan anak terutama adalah Agama.
Dari pendidikan Agama dan pembinaan moral yang kokoh tidak akan mudah terjerumus kedalam pergaulan bebas, karena ia telah tahu dan bisa membedakan hal yang benar dan salah.
Pendidikan Agama dan moral dapat memperkuat iman seseorang sejak dini. Jika sejak kecil seseorang telah tertanam mengenai pengertian pengertian benar dan salah, biasanya ia akan dapat menghindari pergaulan bebas yang jelas-jelas merupakan hal yang tidak benar.
b. Membentuk Karakter Positif.
Dalam memperkuat karakter anak, perlu diperhatikan pendidikan dan pembinaan pembentukan karakter anak sejak kecil. Dimana dari sini ia dapat menjadi pribadi yang kuat dan berpendirian kokoh, sehingga walaupun mempunyai kesempatan untuk hidup bebas, ia dapat mengendalikan dirinya.
Teguh berpegang pada prinsip hidup merupakan salah satu cara untk menghindari pergaulan bebas.
c. Memilih Teman
Dalam pergaulan remaja, teman merupakan bagian yang tidak lepas dari kehidupan kesehariannya, namun pemilihan teman yang kurang sesuai akan mempermudah seseorang terjerumus kedalam pergaulan bebas.
Karena itulah penting untuk memilih teman dan mengenali tipe kepribadian seseorang yang akan menjadi teman, adalah sekiranya dapat memberikan pengaruh positif, seperti misalnya, bagaimana cara menjadi pribadi yang menyenangkan.
d. Mempererat Hubungan Orang Tua dan Anak
Hubungan orang tua dan anak, kadang memiliki hubungan yang kurang baik. Padahal, justru hubungan inilah yang menjadi persoalan. Disinilah begitu pentingnya kesadaran untuk dibangun hubungan yang erat antara orang tua dan anak.Sebab hubungan orang tua dan anak yang erat secara langsung akan memberikan pengawasan yang lebih baik kepada anak.
Jika anak dekat dan terbuka dengan orang tua, mereka akan dapat langsung bertanya mengenai berbagai macam persolan bahkan yang dianggap esnsitif dan tabu seperti seks bukannya mencari informasi yang bisa jadi menyesatkan kepada pihak lain.
e. Memberikan Pendidikan Seks Pada Anak dan Remaja
Hasrat ingin tahu yang merupakan bagian dari remaja yang manusiawi mengenai hal apa saja termasuk seks, sering menemukan jalan yang salah. Sebab itu, keingin tahuan remaja mengenai hal yang berkaitan dengan seksualitas terkadang tidak mendapatkan penyaluran yang benar, sehingga mereka akan mencari tahu sendiri melalui jalan yang salah.
Informasi yang berkaitan dengan seksualitas sepatutnya didapatkan anak sejak dini, tentu saja disesuaikan dengan bahasa yang cocok dengan usia anak. Dengan demikian mereka juga dapat mengetahui bahaya dan akibat dari pergaulan bebas.
f. Menghindari Lingkungan yang Tidak Kondusif
Pentingnya mengontrol anak agar diketahui apakah ia berada disuatu lingkungan yang tepat. Sebab, setelah keluarga tempat anak bersosialisasi adalah lingkungan.
Jika anak berada pada lingkungan yang positif, yaitu yang memegang teguh prisip hidup yang benar, maka ia juga akan mencontoh hal yang positif tersebut dan sebaliknya, apabila anak berada pada lingkungan yang tidak kondisif, maka pengaruh dari lingkungan tersebut bisa membuatnya menjadi berperilaku menyimpang dari norma social yang ada.
g. Mengisi Waktu Luang.
Salah satu factor yang turut memberi kesempatan bagi remaja untuk tergiur dengan kehidupan bebas, adalah tersedianya banyak waktu luang.
Apabila waktu luang tersebut diisi dengan kegiatan yang positif dan berguna, maka tidak akan ada waktu untuk memikirkan hal-hal yang menyimpang. Sebab cara bergaul bagi orang pendiam dapat dilakukan dengan mengisi waktu melalui kegiatan positif.
h. Memperluas Pengetahuan
Ada kutipan yang menyatakan bahwa knowledge is power, artinya pengetahuan adalah kekuatan yang akan membuka cakupan wawasan yang luas. Seseorang akan mudah menentukan pilihan hidupnya karena ia sudah mengetahui banyak tentang berbagai sisi dan dampak dari pilihan-pilihan yang dia buat.
Sebaliknya, apabila seseorang hanya memiliki sedikit pilihan, ia tidaka akan tahu bahwa ada banyak pilihan yang lebih baik untuk kehidupannya. Misalnya, jika ia tidak mempunyai pilihan lain selain gaya hidup bebas, maka ia tidak akan dapat melakukan cara menghindari pergaulan bebas.
i. Memperbaiki Komunikasi dengan Keluarga
Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak juga dapat menyebabkan anak memilih jalan menyimpang seperti pergaulan bebas.
Hal ini terjadi karena anak tidak mendapatkan bimbingan yang dibutuhkannya dari orang tua. Sehingga diperlukan sikap yang lebih luwes dari orang tua untuk dapat memahami jalan pikiran anak agar dapat berkomunikasi dengan lancar dan tercipta saling pengertian.
j. Taat Kepada Hukum
Pergaulan bebas tidak hanya melanggar norma social melainkan juga melanggar peraturan dan norma hukum. Sebab identik dengan seks bebas, obat-obatan dan minumah alcohol. Semua hal tersebut berpotensi membuat seseorang melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Cara menghindari pergaulan bebas dan cara menghindari kebiasaan buruk tersebut yaitu dengan membuat anak tahu mengenai hukum yang berlaku dan apa akibatnya jika melanggar hukum.
k. Menerima Diri Sendiri
Terkadang alasan seseoarng memasuki pergaulan bebas adalah untuk diterima oleh lingkungannya. Orang seperti ini, biasanya selalu merasa tidak punya cukup kepercayaan diri dan sulit mencari cara agar selalu berpikir positif.
Maka ia ingin membuktikan diri dengan menjadi orang yang bebas tanpa terikat pada norma social. Agar terhindar dari pergaulan bebas, maka seseorang harus menjadi pribadi yang tahu cara meningkatkan rasa percaya dirinya.
l. Membatas Pergaulan
Pergaulan bebas bukanlah cara hidup yang baik karena banyaknya kerugian yang akan ditimbulkan pada seseorang jika menjalaninya. Untuk menghindari pergaulan bebas, ada baiknya jika membatasi pergaulan kepada lingkungan atau teman yang hanya akan memberikan pengaruh positif.
m. Menetapkan Tujuan Hidup
Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya, akan sangat mudah tersesat. Termasuk terjerumus pada pergaulan bebas. Maka sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui apa tujuan hidupnya dengan tepat, agar dapat menfokuskan diri pada hal yang diperlukan untuk mencapainya dan tidak teralihkan oleh hal-hal yang buruk.
n. Menjaga Tingkah Laku
Berpacaran merupakan bagian dari kehidupan yang dialani oleh para remaja, karena pada usia ini mereka sudah mulai mengembangkan ketertarikan pada lawan jenis. Perlunya menjaga tingkah laku selama berpacaran agar tetap berlaku sewajarnya pada norma social dan tidak menyalahi ajaran agama sangat penting untuk menghindari pergaulan bebas.
o. Membatasi Waktu di Luar Rumah
Terlalu banyak waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan diluar rumah yang kurang bermanfaat membuka peluang bagi pengaruh buruk untuk masuk. Jika bisa, batasilah kegiatan diluar rumah yang kurang penting agar dapat menfokuskan diri kepada cara hidup yang positif.
D. Peran Pendidikan Sekolah
Pendidikan merupakan instrument yang penting dalam menanggulangi pergaulan bebas. Dimana pendidikan merupakan suatu usaha sadar diri yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar mengajar agar para peserta didik dapat mengembangkan potensinya.
Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat termasuk tanggap menghadapi perubahan seperti apapun dan bagaimanapun .
Dalam bahasa Inggris, kata pendidikan disebut dengan Education dimana secara etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu Eductum. Kata Eductum terdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya perkembangan dari dalam keluar, dan Duco yang artinya sedang berkembang. Sehingga secara etimologis arti pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Dimana sekolah sangat berperan untuk memberikan pengajaran kepada para peserta didik sehingga menjadi individu yang berguna bagi dirinya sendiri dan lingkungannya, antara lain :
1. Memberikan pengetahuan umum, adalah sangat penting, karena sekolah mengajarkan banyak hal mengenai pengetahuan umum kepada peserta didik. Dimana tanpa pengetahuan umum akan sangat sulit beradaptasi dengan lingkungannya.
2. Memberikan keterampilan dasar, berupa kemampuan belajar, menulis dan berhitung, dimana ketiga ketarampilan dasar ini sangat dibutuhkan manusia agar bisa mendapatkan pekejaan dan bermanfaat bagi masyarakat.
3. Membentuk pribadi social. Sebagai mahluk social yang saling membutuhkan satu sama lain, melalui sekolah para peserta didik dibentuk menjadi individu yang apat berinteraksi dan bergaul dengan sesamanya tanpa terhambat oleh adanya perbedaan.
4. Menyediakan sumber daya manusia. Dengan pendidikan yang dapat disekolah akan memberikan ilmu pengetahuan bagi siswa yang akan menciptakan sumberdaya manusia yang berkualiats yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan masyarakat.
5. Alat transformasi kebudayaan, bagaimana pentingnya sekolah, juga ikut memberikan perubahan dalam kehiduppan masyarakat secara umum. Dimana pengetahuan dan keterampilan yang diperleh oleh siswa dapat membantu mereka dalam melakukan inovasi ataupun penemuan baru dalam perkembangan peradaban manusia.
E. Bimbingan Bagi Siswa.
Dalam mendidik peserta didik atau yang lebih dikenal sebagai siswa, perlunya bimbingan dengan berbagai pendekatan, sehingga siswa merasa dihargai dan merasa dibutuhkan sebagai bagian penting di sekolah.
Karenanya, guru pembimbing sangat dibutuhkan dedikasi dan integritasnya sebagai guru apalagi sebagai guru agama Kristen. Dimana dituntutnya banyak hal dalam kategori sebagai guru agama Kristen yang betul-betul harus menjadi teladan bagi murid atau siswanya.
Guru merupakan pahlawan tanpa jasa. Namun khusus mengenai guru agama kristen, adalah merupakan sosok pahlawan yang pekerjaannya adalah memberitakan injil melalui pengajaran Kristen yang khas dan lain. Artinya, guru agama Kristen tidak dapat digantikan oleh guru agama yang lain, karena pendidikan bukanlah sebuah ilmu agama seperti umumnya ilmu sekuler. Sesuai klasifikasi guru PAK maka otomatis guru yang bukan beragama Kristen tidak layak untuk mengajar pelajaran agama Kristen.
Pada prinsipnya, bila guru sekuler berperang melawan kebodohan, maka guru agama Kristen berperang melawan kebohongan dan kekeliruan dunia tentang Tuhan. Guru agama Kristen dituntut dapat membuat satu kemasan yang berbeda dari pandangan keilmuan pada umumnya.
Adapun syarat utama untuk menjadi guru Pendidikan Agama Kristen, yaitu :
1) Pribadi yang telah menerima karunia keselamatan.
2) Memiliki keteladanan yang searah dengan Firman Tuhan.
3) Bertanggung jawab.
4) Memiliki basik atau skill pengetahuan sebagai guru.
5) Menundukkan segala pikiran dan kemampuan pada otoritas Roh Kudus.
Dari syarat utama, yang menggambarkan integritas dan dedikansi guru pendidikan Kristen ini, tentunya patut menjadi pembimbing siswa, guna menjawab tantangan pergaulan bebas sehingga tidak menjadi persoalan serius bagi remaja umumnya, siswa khususnya, serta orang tua dan keluarganya.
1. Pendekatan Rohani Pendidikan Agama Kristen
Pendekatan rohani melalui pendidikan agama Kristen dapat menanggulangi pergaulan bebas dengan membangun jiwa dan cara berpikir siswa untuk menghadapi pengaruh pergaulan bebas, dan membendung serangan pergaulan bebas, sehingga siswa tidak terjebak pada kehidupan bebas yang tidak menabukan minum-minuman beralkohol, merokok dan perlakuan seks bebas.
Maka pendekatan rohani melalui pendidikan agama Kristen yang menjadi harapan siswa dan keluarga, dituntut dapat mengambil keputusan dan melakukan pendekatan khusus dan khas mencari solusi dan menemukan jalan keluar, serta membangun instrument yang pas dan benar dalam menanggulagi pergaulan bebas..
Menurut Paulus Lilik Kristianto dalam bukunya yang berjudul “prinsip & praktek Pendidikan agama Kristen, adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan. Sementara menurut Martin Luther, pedidikan agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya “ melihat Alah” dan “hidup bahagia”.
Kebenaran lebih besar dari pada “yang belajar kebenaran” dimana dalam dunia pendidikan Kristen penting untuk memperhatikan apa yag diajarkan. Sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan menjadi pembeda antara pendidikan umum dan PAK.
Keunikan dan kelebihan dari pedidikan Kristen yang memberi pemahaman khas adalah berperannya pendidikan Kristen sebagai filter bagi ilmu-ilmu terapan lainnya.
Kekuatan lainnya yang sangat khas adalah bagaimana pendekatan rohani agama Kristen harus memenuhi fondasi dasar iman pribadi siswa sebagai peserta didik. Inilah yang menjadi chiri khas dari pendidikan agama Kristen.
Sehingga secara sederhana, pendidikan agama Kristen adalah pendidikan yang mengajarkan cara memperoleh, cara mengintegrasikan pengetahuan, dan cara mempraktikannya dalam kehidupan, melalui perspektif iman Kristen.
F. Peran Guru Agama Kristen Dalam Mencari Solusi
Peran guru agama Kristen untuk menanggulangi pergaulan bebas, sangat penting dan strategis dalam rangka membimbing siswa agar tidak terjebak dan atau ikut masuk dalam pergaulan bebas yang menyesatkan. Karenanya diperlukan metode khusus dan konfrehensive guna mengatasi pergaulan bebas.
1. Metode Mengatasi Masalah
- Identifikasi masalah pribadi siswa
Perlu mengenal tingkah laku siswa, lingkungan pergaulan dan permasalahanya
- Identifikasi Keluarga masalah & pola hidup
Perlu mengenal keluarga, pola hidup & permasalahannya
- Identifikasi Lingkungan Keluarga & permasalahanya
Perlu mengenal lingkungan keluarga & permasalahan lingkungannya.
2. Instrumen Khas Solusi Kristen
Setelah melakukan penelitian pada pribadi siswa keluarga dan lingkungannya, dengan sendirinya kita dapat melakukan pendekatan rohani seperti apa, serta menetapkan bentuk/ pola penguatan seperti apa yang patut dibangun pada siswa maupun keluarganya.
Disinilah dituntut pendekatan rohani pendidikan agama Kristen bagaimana berperang melawan kebohongan dan kekeliruan dunia tentang Tuhan dijabarkan pada siswa di sekolah maupun keluarganya. Dimana esensi pengajaran yang sangat fundamental yang khas adalah mendidik “jiwa” sebagai bait Tuhan. Pengajaran akan tubuhmu bait Alah yang Suci, harus benar-benar dihayati, dimengerti dan dihargai. Jadi harus benar-benar memenuhi fondasi jiwa sebagai dasar iman seorang siswa.
Beberapa pendekatan pelayanan rohani agar diberkati sehingga siswa dapat menikmati karya kasih Tuhan yang telah mengatasi dan menanggulangi kehidupan pergaulan bebas yaitu dengan menciptakan ritual khas Krsiten yaitu :
a. Membangun Mezbah Pribadi
Waktu perenungan pribadi, penting dibangun pada seorang siswa guna membentuk fondasi iman siswa yang kuat kepada Kristus sebagai sumber jawaban. Kesadaran agar beberapa menit penting siswa berikan untuk Tuhan dalam memulai pekerjaan setiap hari, maupun mengakhiri kegiatan siswa hari itu. Sejalan dengan pengajaran rohani dalam Surat Amsal ; Renungkanlah firman siang dan malam.
Dan dalam perenungan pribadinya, seorang siswa makin menghargai bahwa tubuhnya yang dikaruniakan Tuhan adalah baik Allah yang suci yang harus dia hargai.
b. Membangun Mezbah Keluarga
Perenungan bersama dalam keluarga, begitu penting sebagai bagian dari kegiatan interaksi yang begitu rutin terjadi. Hal ini akan makin memupuk bagaimana cara hidup bersama yang harmonis, sehingga siswa makin mengerti pentingnya hidup bersama yang saling menghormati dalam etika keluarga Kristen.
c. Membangun Mezbah Sekolah, perlunyu guru agama melahirkan suatu kebiasaan rutin dalam setiap memulai pekerjaan melakukan perenungan bersama selama beberapa menit, dengan mendoakan orang tua dan saudara dirumah, setiap guru yang telah mendidik mereka, serta setiap teman bergaul disekolah maupun diluar sekolah. Sejalan dengan firman Tuhan bagaimana peranan doa syafaat, yang mendekatkan hati kita dengan setiap pribadi yang didoakan sebagai pengejawantahan kasih Kristus dalam iman pribadi siswa saat berada pada suatu komunitas masyarakat beragam dengan perbedaan serta cirri khas masing-masing individu yang saling menghargai satu dengan lainnya.
d. Membangun Integritas Pribadi Siswa
Perlu memberikan pandangan bahwa disetiap tingkah laku siswa mereka diperhatikan orang. Mereka sedang menentukan kepribadiannya dimata orang lain.
Sebab itu, perlunya menyadarkan siswa untuk menjadi seorang wakil yang baik dari Tuhan.
Tuhan ingin agar siswa menjadi orang-orang berintegritas, orang yang terhormat, orang-orang yang dapat dipercaya.
Seorang yang berintegritas bersifat terbuka dan jujur, serta menepati kata-katanya. Ia tidak mempunyai agenda tersembunyi apapun dan motivasi yang tersembunyi. Ia menepati komitmennya. Ia tidak memerlukan kontrak yang resmi, tetapi kata-katanya adalah ikatannya.
Seorang berintegritas, tidak memperlakukan orang lain dengan ramah, kemudian pulang kerumah melakukan tindakan kasar atau tidak terhormat kepada orang tua maupun saudaranya. Melakukan yang benar walau tidak dilihat orang. Mengembalikan uang yang kelebihan bila terjadi kembalian atas barang yang dibeli. Tidak memiliki pandangan ada bohong putih, bohong abu-abu atau bohong hitam.
Integritas adalah fondasi yang padanya suatu kehidupan yang benar-benar berhasil dibangun. Siswa semakin sadar bahwa apapun tidak akan memiliki kemakmuran yang . permanen jika tidak lebih dahulu mempunyai integritas.
e. Memotivasi Pribadi Siswa yang Unggul
Tuhan tidak memberkati keadan yang biasa-biasa saja. Tuhan memberkati keunggulan. Sebagaimana firman Tuhan: Apapun yang engkau lakukan, lakukanlah itu dengan sepenuh hati, bukan untuk manusia, tetapi lakukanlah itu untuk Tuhan, karena mengetahui bahwa Tuhan memberikan upah kepada anda. Perlu memberikan kesadaran kepada siswa bahwa apapun yang kita lakukan, seharusnya memberikan usaha terbaik kita dan melakukannya seolah-olah untuk Tuhan.
Jika kita mau melakukan dengan standar seperti itu,Tuhan berjanji akan memberi upah kepada kita.
Apa artinya menjadi orang unggul. Seorang yang unggul, tiba ditempat kerjanya tepat pada waktunya. Keunggulan, seorang siswa akan masuk sekolah lebih cepat 5 atau 10 menit sebelum sekolah dimulai. Dia akan belajar sungguh mengikuti seluruh jam belajar yang ditetapkan sekolah. Dia tidak akan berpura-pura sakit untuk tidak sekolah padahal dia sehat.
Disinilah pentingnya pengajaran bagaimana memiliki roh yang unggul, dimana itu tergambar pada kualitas kegiatan siswa setiap hari. Jika siswa diajarkan bagaimana menjalani kehidupan terbaik, mulailah membidik keunggulan dalam kehidupan kita, dengan melakukan sedikit lebih dari yang dituntut dari kita. Jangan menghitung-hitung.
Saudara tidak seperti orang lain !, kita dipanggil untuk kehidupan yang unggul. Kita mewakili Tuhan yang Maha Kuasa. Bagaimana sepatut siswa hidup sebagai anak Tuhan, bagaimana siswa bersikap sebagai anak Tuhan. Semua yang kita lakukan adalah cermin Tuhan kita.
Mulailah membuat pilihan-pilihan yang lebih unggul dalam setiap kegiatan kita dirumah maupun disekolah. Bangun pagi terus membersihkan tempat tidur. Mempersiapkan semua buku dan alat sekolah sebelum berangkat kesekolah. Berpakain serapih dan seindah mungkin walau sederhana. Berdoa sebelum berangkat kesekolah. Menghormati guru saat berpapasan disekolah maupun dijalan. Menghormati orang yang lebih tua, saat bertemu atau terjadi sesuatu. Mencuci tangan sebelum makan, mencuci piring setelah selesai makan.
Melakukan dan menuruti perintah orang tua, menyayangi dan memberi damai kepada adik atau kakak dalam keadaan apapun. Mulailah memakai kendaraan atau apapun dalam keadaan bersih, sehingga kita dapat menjadi cermin bagi Tuhan dimanapun berada.
Umat Tuhan adalah orang-orang yang unggul. Mereka berbeda dari orang banyak karena memilih untuk melakukan segala sesuatu dengan baik.
Memotivasi dan mengarahkan siswa menjadi orang-orang yang unggul, pasti akan mematahkan tawaran pergaulan bebas yang menyesatkan. Karena dengan menciptakan siswa memiliki roh yang unggul, dia akan hidup dengan suatu cara sehingga orang melihat dia merasakan orang akan tertarik kepada cara hidup yang mencerminkan sebagai orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Jadi pendidikan, guru agama Kristen dan siswa Kristen harus khas sebagai cerminan jati dirinya.
Bab III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang dibuat, dapatlah disimpulkan sebagai berikut : Pergaulan bebas adalah adalah suatu ekses negative dari perubahan kehidupan social oleh suatu individu dalam menemukan jati dirinya yang cenderung melakukan atau terseret pada pergaulan menyimpang.
Proses perubahan yang melanda kehidupan masyarakat dunia pada dasarnya dipengaruhi faktor-faktor yang melekat dalam diri individu-individu masyarakat dunia itu sendiri yang secara alami mendorong terjadinya perubahan sosial, ekonomi, politik dan psikis maupun susila.
Kemudian perubahan social masyarakat, juga melahirkan ekses negative yaitu produk pergaulan bebas sebagai perbuatan yang terjadi melawan norma-norma adat istiadat masyarakat. Dimana perbuatan salah tersebut seperti, melakukan minum-minuman keras tanpa kendali, menggunakan obat-obatan terlarang, melakukan perbuatan seks bebas dll yang menyimpang.
Akibat pergaulan bebas yang terjadi secara luas hingga melanda remaja umumnya dan siswa khususnya, dilakukanlah berbagai upaya untuk menanggulanginya baik secara umum oleh Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Keagamaan atau Pemerintah melalui sekolah umum maupun khusus, termasuk keluarga dimana Remaja atau siswa itu bertumbuh.
Metode dan pola pembinaan pun dilakukan baik secara umum maupun secara khusus menurut ilmu sekuler ataupun berdasarkan agama tertentu, termasuk agama Kristen. Namun pendidikan Kristen adalah khas lebih menyentuh pada pembinaan iman siswa yang mendidik jiwa sebagai bait Tuhan. Dimana pengajaran akan tubuhmu bait Alah yang Suci, benar-benar dihayati, dimengerti untuk dihargai, sehingga tidak memperlakukan tubuh secara sembarangan dan sia-sia.
Karenanya, peran guru agama Kristen menjadi sangat penting, dimana bila guru sekuler berperang melawan kebodohan, maka guru agama Kristen berperang melawan kebohongan dan kekeliruan dunia tentang Tuhan. Maka jalan keluar untuk memahami dan menemukan solusi guna mengatasi permasalahan pergaulan bebas adalah bagaimana membangun instrumen yang pas dan sesuai menurut dan atau berdasarkan hasil survey yang ditemukan, kemudian dibangun pola standar yang dapat diterima semua siswa dan keluarganya secara bijak dan rohaniah menurut khas Kristen yang berbeda. Pilihannya yaitu : Membangun Mezbah Pribadi Siswa, Membangun Mezbah keluarga, Membangun Mezbah Sekolah, Membangun Integritas Siswa dan Memotivasi menjadi Siswa yang Unggul.
Daftar Pustaka
1. Kristanto, Paulus Lilik. Prinsip dan Praktek PAK Penuntutn bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayanan Gereja, Guru Agam dan Keluarga Kristen, Yokyakarta : Andi Offset.
2. Junaidi Alexander Sagala. Kualifikasi Kepribadian Guru Agama Kristen.
3. Joel Osteen. Your Best Life Now.
Peranan Keluarga Sebagai Benteng Pergaulan Bebas
Bagaimana perubahan suatu masyarakat yang terseret pada ekses negative pergaulan bebas, maka keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, merupakan kelompok yang memiliki kuasa control khas dan unik atas suatu perubahan. Itulah sebabnya, keluarga memegang peranan penting dalam mengendalikan perubahan yang terjadi saat ini.
Ketika fenomena perubahan social yang dipengaruhi oleh keinginan individu dari tatanan yang hidup secara tidak teratur oleh karena bertumbuh dalam suatu ketegangan tertentu, komunitas keluarga tampil sebagai benteng pergaulan bebas.
Lantas apa yang dimaksud dengan keluarga sebagai benteng pergauan bebas ?. Mungkin fenomena kebebasan yang kian meresahkan terjadi secara luas dan tak pandang siapa, dari keluarga kaya atau miskin, terpandang atau tidak, bahkan dari keluarga tokoh agama sekalipun pergaulan bebas telah mengusik kehidupan social keluarga mereka, sehingga baru disadari betapa pentingnya peran Keluarga dalam menghadapi pergaulan bebas.
Menghadapi perubahan social yang berujung pada pergaulan bebas, disinilah pentingnya pembinaan Keluarga dalam aspek Agama, Pendidikan, Sosial, Budaya,dan Ekonomi, sebagai benteng Keluarga .
Aspek agama
Agama memiliki peran penting dalam membina keluarga. Agama yang merupakan jawaban dan penyelesaian terhadap fungsi kehidupan manusia adalah ajaran atau system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada TuhanYang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Oleh karena itu, sebuah keluarga haruslah memiliki dan berpegang pada suatu agama yang diyakininya agar pembinaan keluarga dapat terwujud sejalan dengan apa yang diajarkan oleh agama
Aspek pendidikan
Pendidikan keluarga sangat penting namun seringkali dianggap tidak penting. Etika yang benar harus diajarkan kepada anak semenjak kecil, sehingga ketika seorang anak menjadi dewasa, ia akan berperilaku baik. Tentu saja perilaku orang tua juga harus baik dan benar sebagai contoh untuk anaknya.
Jikalau semenjak kecil seorang anak diajarkan dengan baik dan benar maka keluarga tersebut akan harmonis. Dan seandainya setiap keluarga mengajarkan nilai-nilai etika yang benar maka semua manusia akan hidup berdampingan dan damai.
Keluarga merupakan wahana pertama dan utama dalam pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (sekolah) untuk memperbaikinya.
Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memilki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak dirumah.
Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum, dll) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang, dll), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku dimasyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak
Aspek ekonomi
Pemerintah mengelompokkan keluarga di Indonesia ke dalam dua tipe : keluarga pra-sejahtera, yang kita bayangkan ketika mendengar keluarga tipe ini adalah keluarga yang masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya berupa sandang, pangan, dan papan. Keluarga pra-sejahtera identik dengan keluarga yang anaknya banyak, tidak dapat menempuh pendidikan secara layak, tidak memiliki penghasilan tetap, belum memperhatikan masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyai masalah tempat tinggal dan masih perlu mendapat bantuan sandang dan pangan.
Tipe keluarga sejahtera, yang terbayang ketika mendengar keluarga tipe ini adalah sebuah keluarga yang sudah tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Keluarga sejahtera identik dengan keluarga yang anaknya dua atau tiga, mampu menempuh pendidikan secara layak, memiliki penghasilan tetap, sudah menaruh perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyai tempat tinggal dan tidak perlu mendapat bantuan sandang dan pangan.
Aspek sosial budaya
Perkembangan anak pada usia antara tiga-enam tahun adalah perkembangan sikap sosialnya. Konsep perkembangan sosial mengacu pada perilaku anak dalam hubungannya dengan lingkungan sosial untuk mandiri dan dapat berinteraksi atau untuk menjadi manusia sosial.
Interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, suatu hubungan yang menimbulkan perasaan sosial yang mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup bermasyarakat seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan empati, rasa setia kawan dan sebagainya.
Pergaulan bebas di kalangan remaja, khususnya pelajar SMA, merupakan realitas yang tidak bisa dipungkiri. Pergaulan melampaui batas itu memiliki berantai masalah di belakangnya, di antaranya seks bebas, aborsi, pernikahan usia dini, HIV/AIDS, dan traumatik.
Wacana tersebut mengemuka dalam forum Diseminasi Hasil Penelitian “Urgensi Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMA” yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, di Kuta, Badung, Bali (7/02/2019). Kegiatan tersebut diikuti oleh para guru agama, guru BK, pengawas, dan praktisi kesehatan reproduksi dari lingkungan pemerintah daerah kab. Badung.
Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kab. Badung Abbas Hamid, selaku narasumber, mengatakan bahwa dewasa ini perilaku pergaulan bebas yang mengarah pada seks bebas bukanlah hal tabu di kalangan pelajar. Abbas mengutip sebuah penelitian yang mengungkap bahwa 43% siswa SMA melakukan hubungan seks pranikah, dan 15% di antaranya melakukan aborsi.
“Diperlukan pendidikan seks secara komprehensif, meliputi seksualitas, reproduksi, baik dari sisi biologis, psikologis, sosiokultural, dan agama, sehingga siswa memiliki perilaku seksual yang sehat dan positif,” kata Abbas.
Abbas menambahkan, peran keluarga sangat penting dalam membentengi anak dari pergaulan bebas. Pasalnya, sekarang ini kesibukan orangtua membuat anak kurang perhatian. Orang tua tidak pernah melihat kapan anak berangkat dan pulang dari sekolah. Orangtua hanya menyediakan uang saku di meja, seolah-olah anak hanya membutuhkan uang. Padahal anak-anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian.
Senada dengan Sindang Sari, Guru PAI di SMA N 1 Kuta, bahwa maraknya pergaulan bebas di Bali bukan dikarenakan banyaknya wisatawan asing yang mengincar para remaja. Tetapi masalah dari lingkup keluarga merupakan faktor utama.
“Anak-anak kekurangan teladan. Anak tidak mengamalkan ajaran agama karena ketika di rumah tidak mendapatkan teladan dari orangtuanya,” katanya.
Kalau anak bermasalah sejak dari rumah, maka ketika keluar dari rumah dia akan menemukan masalah yang lebih besar. Walhasil, keluarga adalah benteng utama. Orangtua harus lebih peduli dan memahami pergaulan anak.
“Komunikasi dan komitmen antara orangtua dengan anak itu sangat penting,” tegas Sindang. (syafa’)
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a7/Familia_3510.jpg/400px-Familia_3510.jpg
Potret sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu, dan cucu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar