Kisah Cinta Tier (based of true story)
Chapter One
Olove
Perkenalkan aku Tier. Aku sudah menjomblo sejak kelas 2 SMK kemudian pada akhirnya aku bisa berpacaran lagi setelah sekian lama dengan seseorang yang sama-sama bergelut dibilang kepenulisan sama sepertiku. Namanya Nat. Kita berkenalan lewat grup penulis di grup Chat Wattpad. Saat itu aku masih kuliah dan ternyata dia masih SMP pada akhirnya yang kuketahui. Meski begitu hubungan kami hanya sebatas pacaran palsu setidaknya itu yang dia minta. Karena aku lagi single kuterima saja, kukira dulunya aku dan dia sama-sama sedang kuliah dan saat itu kupikir dia mahasiswa kedokteran, ternyata bukan.
Nyaris setiap hari dulu waktu sedang Covid kita chatting hampir tiap hari. Ya saat itu aku sedang cuti kuliah dan tidak bekerja karena dalam proses pemulihan dari kesehatanku. Meski begitu aku tetap bekerja sebagai penulis di saat aku sedang mood untuk menulis. Padahal aku menjabat sebagai General Manager di suatu media berita yang berada di Sulawesi Utara. Namun entah bagaimana hubungan kami pun kandas karena perbedaan usia yang terlalu jauh dan dia masih terlalu muda untuk serius dalam suatu relationship.
Kemudian selang beberapa waktu di suatu aplikasi di mana Aku menulis novel di situ, bukan Wattpad. Muncul sebuah iklan di aplikasinya berupa audio chat dalam suatu aplikasi tersebut. Akupun iseng mencobanya dan ternyata seru juga dan aku melamar sebagai host untuk sekedar iseng sambil melepas kesepian ku saat itu.
Aku bertemu dengan Lexa dan juga Velvet. Lexa wanita yang asik dan Velvet wanita muda yang suaranya indah. Dari mereka berdua akhirnya aku berpacaran dengan Velvet karena suaranya. Satu tahun berteman kemudian satu tahun berikutnya kami pun berpacaran, bukan berpacaran juga sih sebenarnya. Lebih tepatnya seperti hubungan yang lebih dekat daripada sekedar pertemanan.
Namun lagi-lagi hubungan kami kandas. Selain karena LDR, budaya yang berbeda, alasan terbesar nya adalah perbedaan Agama. Sampai pada akhirnya ketika aku pindah dari Manado ke Serpong aku mencoba suatu aplikasi dating. Nama aplikasi tersebut adalah Badoo di situ aku bertemu dengan seseorang yang akhirnya menjadi pacar ku sampai sekarang. Kenapa aku mau memilih aplikasi Badoo karena fitur-nya bisa memilih Agama yang sama, apa kesukaannya, apakah dia merokok atau tidak, suka minum atau tidak. Di situ kita bisa menentukan pilihan-pilihan yang membuat kita merasa cocok dengan orang yang kita suka dan akan muncul berbagai jenis profil orang dalam aplikasi itu dan kita tinggal tap love jika suka. Kalau dia love balik ke kita berarti kita berjodoh dan begitulah kami bertemu namanya adalah Titin. My Love in Tangerang.
Ceritanya waktu itu aku berlibur sambil kerja bareng Papa ku ke Tangerang Selatan. Papa ku niatnya mau melihat cucu, anak kakakku. Membeli beberapa peralatan untuk peliputan dan juga meliput dan membantu beberapa kasus yang ditangani Papa ku.
Aku kala itu merasa sedikit kesepian karena akhirnya putus dengan pacar ku yang berbeda iman denganku itu.
Aku mencoba mengunduh aplikasi dating. Badoo, itulah nama aplikasi yang mempertemukan ku dengan seorang wanita menawan yang tinggal di Tangerang.
Begini ceritanya, memang dia bukanlah wanita pertama yang ku ajak chattingan di aplikasi Badoo ini. Namun dialah wanita terakhir yang pada akhirnya menjadi kekasih hatiku.
Ceritanya begini, kami saling memencet tap love di aplikasi Badoo, kemudian setelah itu kami pun saling terhubung. Kemudian aku memberanikan diri untuk memulai chat padanya, kukatakan ‘hai, salam kenal’. Dan dia pun membalas.
Dalam perbincangan singkat, aku meminta akun instagramnya. dan kami lanjut saling berhubungan via direct message Instagram.
Aku sempat tidak menyukainya saat aku mendengar tanggapan-nya tentang demo yang ku liput saat bekerja sebagai wartawan. Tanggapan-nya membuatku ilfeel. Aku pun malas untuk meneruskan pdkt-ku dengannya.
Namun, itu semua tak bertahan lama, setelah aku beberapa waktu tak menghubunginya lagi, entah kenapa aku tertarik untuk sekadar menyapanya. Kami pun kembali chattingan hingga dilanjutkan sampai pada aku menghubunginya dengan video call. Dia mengangkatnya dan kami pun akhirnya saling berbincang bertatap muka untuk pertama kalinya. Saat chatting dan saat berbincang, gambarannya sangat berbeda. Dia lebih asyik ternyata. Lucu dan menggemaskan.
Hubungan kami semakin intens hanya kami berbincang sebagai teman yang sekadar saling tertarik satu sama lain.
Dia pun mengundangku untuk bertemu di Gerejanya pas ibadah youth. Hanya saja saat itu aku harus pergi ke tempat percetakan untuk mengurus buku baru ku yang rencananya akan dicetak.
Sayangnya malam itu buku-ku tak jadi dicetak karena berbagai alasan. Dan mesti menunda sampai tahun depan.
Sudah tak jadi jumpa doi, buku ku tak jadi dicetak pula. Phew~
Dan aku juga sudah harus bersiap kembali ke Luwuk, Sulawesi Tengah.
Sebelum itu aku sempat merekomendasikan nya menonton drama Korea berjudul Vincenzo, karena dia suka nonton drama Korea, menurut kakak perempuanku itu drama yang seru. Dan syukurlah dia suka.
Kami terus terhubung dari hari ke hari. Sampai pada waktu aku berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta menuju ke Palu terlebih dahulu, aku mengundang nya untuk mengantar ku. Sayangnya Titin pun tidak bisa datang untuk sekadar mengantarkan keberangkatan ku ke Palu. Aku ingin berjumpa dirinya.
Pada akhirnya aku telah di Palu, setelah mengurus beberapa keperluan, aku dan Mama ku akan segera ke Luwuk. Sedang Papa ku akan pergi ke Morowali untuk mengurus tanah keluarga. Rencananya tanggal 3 November kita akan kumpul di Luwuk bersama-sama.
Malam itu aku berbincang seru dengan Titin. Dan tanggal 2 November malam itu kita resmi jadian. Betapa senangnya aku saat itu, aku langsung mengabari keluarga ku.
Sayangnya kehidupan begitu aneh, beberapa jam setelahnya Papaku ditelpon terkena serangan jantung. Padahal aku belum memberitahu nya tentang kabar gembira ini.
3 November kala itu, Papaku meninggal dunia. Kado kehidupan dari Tuhan sebelum Papa ku meninggal adalah Titin. Aku bersumpah akan menjaganya. Karena setelah Papa ku pergi untuk selamanya, dan bila dia pun pergi, aku memilih untuk takkan menikah selamanya. Apa bisa?
Bagaimanapun ini terlalu menyakitkan.
Bagaimanakah kisah cintaku bersama Titin ke depan?
Dalam kedukaanku yang baru kehilangan sosok paling berarti dalam hidupku, Titin hadir dengan cintanya yang bisa membuatku bisa bahagia meskipun sedang berduka. Mungkin kalau tak ada dia, aku akan terpuruk dalam kesedihan dan hancur sekali lagi. Setelah banyak pengalaman pahit yang terjadi di masa laluku.
Terima kasih, sayang ku Titin.
Dalam kisah cinta memang tak selalu manis dan indah, ada saja konflik yang bisa terjadi. Namun ku harap dalam lika-liku kisah cintaku, Titin menjadi yang terakhir dalam hidup dan setia selamanya. Meski begitu ternyata aku memiliki masalah trust issue. Kalau lagi berantem saat LDR antara aku dengan Titin, aku biasanya memilih untuk diam dan terkadang bertanya-tanya apakah pilihan ku sudah tepat. Aku tidak mau menyesal lagi. Jadi aku memilih bertahan.
Dalam sebuah hubungan dibutuhkan sebuah komitmen dalam menjalaninya. Kebijaksanaan dalam bersikap dan memutuskan segala sesuatu.
Apa sih yang aku suka dari Titin? Apa yang tidak kusuka dari dirinya? Bisakah aku menerima segala kelebihan dan kekurangan pasanganku? Apalagi kali ini sudah sama yang seiman walau terhalang jarak, waktu dan tempat.
Saat bersama dengan Titin, biasanya dalam sehari kami akan saat teduh bersama. Aku juga suka mengajaknya berdiskusi berbagai hal yang random.
Setidaknya kami saling menyayangi, itu sudah cukup bagiku. Aku menerimanya dan dia menerimaku.
Berawal dari Olove, Online Love di Aplikasi Dating Badoo.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar