'Sebagian Histori Prasetyo Peuru'
Perkenalkan nama saya Prasetyo Peuru Henry Putra aka Tyo. Di kertas diagnosaku sekarang masih tertulis diagnosis Skizofrenia.
Padahal Psikiter saya yang baru bilang bahwa saya bukan Skizofrenia melainkan OCD (Obsesif Kompulsif Disorder) dan semakin kemari didiagnosis hanya Obsesif saja. Puji Tuhan.
Tapi sekali lagi disurat diagnosa masih tertulis sebagai Skizofrenia saja, kemarin sempat Skizofrenia Paranoid.
Didiagnosa Skizofrenia sejak akhir 2009. sampai terakhir di 2019 sejak dokter Psikiaternya ada di kota baru saya termasuk kota kelahiran. Sebelumnya saya tinggal di Tangerang Selatan sebelum pindah ke kota kelahiran saya, Luwuk. Atau yang sekarang disebut Kota Banggai dan Luwuk menjadi kecamatan.
Selama belum ada dokter Jiwa/Psikiater, saya berobat skizofrenia lewat dokter syaraf menggunakan obat yang sebelumnya dipakai Psikiater sebelumnya.
Sekilas, setelah lulus Sekolah Menengah, tidak langsung kuliah, gap year dulu dan sempat jadi relawan dan aktivis Ros Raya dan Sokmah.
Sakit yang saya alami karena pernah diculik dan diiming-imingi harta buat keluarga kami apabila Papa saya mau berdamai dengan dia, namun dia menyampaikannya dengan cara yang salah. Apalagi ini berhubungan dengan nyawa dan darah kematian seseorang.
Ayah saya adalah seorang wartawan investigasi senior yang sudah di akui kinerjanya di Sulawesi Utara. Kalau berita darinya sudah masuk koran dulunya berarti berita tersebut datanya sudah lengkap.
Sampai pada pecah Reformasi tahun 1998, Papa saya pun mendirikan Tabloid JEJaK. Jejak sendiri selain berbicara historikal dan tanda bekas sesuatu lewat, Jejak juga memiliki arti singkatan dari 'Jelajah Jaring Kebenaran'.
Back to topic, setelah gap year, saya kerja sebagai Admin IT dan Guru Pengganti sekaligus Guru Online di Homeschooling Pelangi yang kini telah berubah nama menjadi Cyberschool Pelangi Indonesia.
Kemudian kerja di tempat percetakan dan fotocopy sebagai Operator Desain Grafis.
Lalu terakhir kerja, di Perusahaan Pialang sebagai Konsultan Bisnis dan harus mencari nasabah yang siap invest minimal 100juta. Karena hal tersebut, sedikit mempelajari suasana kerja, dalam 1 bulan pun saya resign karena tidak sesuai prinsip saya.
Namun dari ketiga pekerjaan saya sebelumnya di atas, saya lebih suka kerja sebagai guru. Hal tersebut sangat menyenangkan berbagi ilmu dengan mereka. Kala itu saya mengajar kelas 4,5,6 SD dan 1,2,3 SMP, semua mata pelajaran. Untungnya semenjak bersekolah dari kecil sampai Sekolah Menengah, saya selalu jadi unggulan dan berprestasi(bukan mau sombong). Semua karena sang Tuhan YME.
Kini saya kuliah di AMIK Luwuk Banggai, Semester 4, Jurusan Manajemen Informatika, konsentrasi Sistem Informasi.
Selain itu saya juga sudah menerbitkan 2 judul buku yakni, Random Romance dan Harmoni Sajak: Kumpulan Puisi 1.
Itulah sebagian kisah saya. Masih banyak sebenarnya, tapi cukup begini dulu.
Terima kasih sudah mau membaca sampai tuntas.
Luwuk, Banggai, hari Selasa, 4 Juni 2019.
Oleh Prasetyo Peuru Henry Putra
www.peuru.com
Perkenalkan nama saya Prasetyo Peuru Henry Putra aka Tyo. Di kertas diagnosaku sekarang masih tertulis diagnosis Skizofrenia.
Padahal Psikiter saya yang baru bilang bahwa saya bukan Skizofrenia melainkan OCD (Obsesif Kompulsif Disorder) dan semakin kemari didiagnosis hanya Obsesif saja. Puji Tuhan.
Tapi sekali lagi disurat diagnosa masih tertulis sebagai Skizofrenia saja, kemarin sempat Skizofrenia Paranoid.
Didiagnosa Skizofrenia sejak akhir 2009. sampai terakhir di 2019 sejak dokter Psikiaternya ada di kota baru saya termasuk kota kelahiran. Sebelumnya saya tinggal di Tangerang Selatan sebelum pindah ke kota kelahiran saya, Luwuk. Atau yang sekarang disebut Kota Banggai dan Luwuk menjadi kecamatan.
Selama belum ada dokter Jiwa/Psikiater, saya berobat skizofrenia lewat dokter syaraf menggunakan obat yang sebelumnya dipakai Psikiater sebelumnya.
Sekilas, setelah lulus Sekolah Menengah, tidak langsung kuliah, gap year dulu dan sempat jadi relawan dan aktivis Ros Raya dan Sokmah.
Sakit yang saya alami karena pernah diculik dan diiming-imingi harta buat keluarga kami apabila Papa saya mau berdamai dengan dia, namun dia menyampaikannya dengan cara yang salah. Apalagi ini berhubungan dengan nyawa dan darah kematian seseorang.
Ayah saya adalah seorang wartawan investigasi senior yang sudah di akui kinerjanya di Sulawesi Utara. Kalau berita darinya sudah masuk koran dulunya berarti berita tersebut datanya sudah lengkap.
Sampai pada pecah Reformasi tahun 1998, Papa saya pun mendirikan Tabloid JEJaK. Jejak sendiri selain berbicara historikal dan tanda bekas sesuatu lewat, Jejak juga memiliki arti singkatan dari 'Jelajah Jaring Kebenaran'.
Back to topic, setelah gap year, saya kerja sebagai Admin IT dan Guru Pengganti sekaligus Guru Online di Homeschooling Pelangi yang kini telah berubah nama menjadi Cyberschool Pelangi Indonesia.
Kemudian kerja di tempat percetakan dan fotocopy sebagai Operator Desain Grafis.
Lalu terakhir kerja, di Perusahaan Pialang sebagai Konsultan Bisnis dan harus mencari nasabah yang siap invest minimal 100juta. Karena hal tersebut, sedikit mempelajari suasana kerja, dalam 1 bulan pun saya resign karena tidak sesuai prinsip saya.
Namun dari ketiga pekerjaan saya sebelumnya di atas, saya lebih suka kerja sebagai guru. Hal tersebut sangat menyenangkan berbagi ilmu dengan mereka. Kala itu saya mengajar kelas 4,5,6 SD dan 1,2,3 SMP, semua mata pelajaran. Untungnya semenjak bersekolah dari kecil sampai Sekolah Menengah, saya selalu jadi unggulan dan berprestasi(bukan mau sombong). Semua karena sang Tuhan YME.
Kini saya kuliah di AMIK Luwuk Banggai, Semester 4, Jurusan Manajemen Informatika, konsentrasi Sistem Informasi.
Selain itu saya juga sudah menerbitkan 2 judul buku yakni, Random Romance dan Harmoni Sajak: Kumpulan Puisi 1.
Itulah sebagian kisah saya. Masih banyak sebenarnya, tapi cukup begini dulu.
Terima kasih sudah mau membaca sampai tuntas.
Luwuk, Banggai, hari Selasa, 4 Juni 2019.
Oleh Prasetyo Peuru Henry Putra
www.peuru.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar